A. KONSEP UTAMA
Menurut teori ini kepribadian
merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Beberapa tokoh
yang sering dikenal dalam teori trait and factor adalah Walter Bigham,
John Darley, Donald G.Paterson dan E.G.Williamson.
Hal yang mendasari bagi konseling
Trait and Factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk
menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai
dasar bagi pengembangan potensinya.
Dikatakan selanjutnya bahwa tugas
konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh
kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai
kekuatan dan kelemahan diri dalam kegitan dengan perubahan kemajuan
tujuan-tujuan hidup dan karir (Shertzer & Stone, 1980, 171).
Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and factor, adalah:
1. Karena setiap individu sebagai
suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisasikan secara unik,
dan karena kualitas yang relative stabil setelah remaja, maka tes
objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut.
2. Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja tertentu.
3. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan.
4. Baik siswa maupun konselor
hendaknya mendiagnosa potensi siswa untuk mengawali penempatan dalam
kurikulum atau pekerjaan.
5. Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri.
B. PENGERTIAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
Yang dimaksud dengan trait adalah
suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan
berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan
agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi
kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang
terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah.
Teori Trait-Factor adalah
pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan
dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing
psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan
menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis
seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang
diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan
seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi.
Dan juga Istilah konseling
trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan
pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu
dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi, terutama yang
menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.
C. TUJUAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
Konseling Trait and Factor
memiliki tujuan untuk mengajak siswa (konseling) untuk berfikir mengenai
dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat
keluar dari masalah yang dihadapinya. TF dimaksudkan agar siswa
mengalami:
• Self-Clarification / Klarifikasi diri
• Self-Understanding / Pemahaman diri
• Self-Acceptance / Penerimaan diri
• Self-Direction / Pengarahan diri
• Sel-Actualization / Aktualisasi diri
D. PROSES KONSELING TRAIT AND FACTOR
1. Tahap Analisis
Tahap kegiatan yang terdiri pengumpulan informasi dan data mengenai klien.
2. Tahap Sintesis
Langkah merangkum dan mengatur
data dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan
bakat, kekuatan, kelemahan dan kemampuan penyesuaian diri klien.
3. Tahap Diagnosis
Sebenarnya merupakan langkah
pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan yang
dapat mengarah kepada permasalahan, sebab-sebabnya, sifat-sifat klien
yang relevan dan berpengruh pada penyesuaian diri. Diagnosis meliputi :
1. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif misalnya dengan menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky
Kategori diagnosis Bordin
a. dependence (ketergantungan)
b. lack of information (kurangnya informasi)
c. self conflict (konflik diri)
d. choice anxiety (kecemasan dalam membuat pilihan)
Kategori diagnosis Pepinsky
a. lack of assurance (kurang dukungan)
b. lack of information (kurang informasi)
c. dependence (ketergantungan)
d. self conflict (konlflik diri)
2. Menentukan sebab-sebab, mencakup
perhatian hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang
dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan intuisinya
yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien, oleh uji coba dari program
kerja berdasarkan diagnosa sementara.
3. Prognosis yang sebenarnya terkandung
didalam diagnosis misalnya diagnosisnya kurang cerdas pronosisnya
menjadi kurang cerdas untuk pekerjaan sekolah yang sulit sehingga
mungkin sekali gagal kalau ingin belajar menjadi dokter. Kalau klien
belum sanggup berbuat demikian, maka Konselor bertanggung jawab dan
membantu klien untuk mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab. Untuk
dirinya sendiri, yang berarti dia mampu dan mengerti secara logis,
tetapi secara emosional belum mau menerima.
4. Konseling merupakan hubungan
membantu klien untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber diluar
dirinya, baik dilembaga, sekolah dan masyarakat dalam upaya mencapai
perkembangan dan penyesuaian optimal, sesuai dengan kemampuannya. Dalam
kaitan ini ada lima jenis konseling adalah
a. belajar terpimpin menuju pengertian diri
b. mendidik kembali atau mengajar
kembali sesuai dengan kebutuhan individu sebagai alat untuk mencapai
tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya.
c. Bantuan pribadi dan Konselor, agar
klien mengerti dan trampil dalam menggunakan prinsip dan teknik yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan dan efektif.
e. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran
5. Tindak Lanjut mencakup bantuan
kepada klien dalam menghadapi maslaah baru dengan mengingatkannya kepada
masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konsleing. Teknik yang
digunakan harus disesuaikan dengan individualitas klien.
E. TEKNIK KONSELING TRAIT AND FACTOR
1. Pengunaan hungan intim
(Rapport), Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang hangat,
intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang
mengancam konseli.
2. Memperbaiki pemahaman diri,
konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk
menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Penafsiran
data dan diagnosis dilakukan bersama-sama dengan klien dan Konselor
menunjukkan profil tes secara arif.
3. Pemberian nasehat dan perencanaan
program kegiatan. Konselor mulai dari pilihan, tujuan, pandangan atau
sikap Konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak
mendukung dari hasil diagnosis. Penjelasan mengenai pemberian nasehat
harus dipahami klien.
Tiga metode pemberian nasehat yang dapat digunakan oleh Konselor :
a. Nasehat langsung (direct advising), dimana Konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.
b. Metode persuasif, dengna menunjukan pilihan yang pasti secara jelas.
c. Metode penjelasan, yang merupakan
metode ynag paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati-hati
dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostic dan menunjukan
kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.
d. Melaksanakan rencana, yaitu Konselor memberikan bantuan dalam menetapkan pilihan atau keputusan secara implementasinya.
4. Menunjukkan kepada petugas lain (alih tangan) bila dirasa Konselor tidak dapat mengatasi masalah klien.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
Adapun kelebihan yang diberikan teori ini adalah:
1. Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2. Penekanan pada penggunaan data tes
objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan tes dan
penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan.
3. Penekanan yang diberikan pada
diagnose mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan
sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk
mengatasinya.
4. Penekanan pada aspek kognitif
merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan
afektif atau emosional.
Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut:
1. Kurang diindahkan adanya
pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya (cultural
values), nilai-nalai kehudupan (personal values), dan cita-cita hidup,
terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development)
serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational
choice).
2. Kurang diperhatikan peran keluarga
dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi
sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan mengingat ekonomi
keluarga; serta keterbatasan yang konkrit dalam kemampuan finansial, dan
sebagainya.
3. Kurang diperhitungkannya
perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas
atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4. Kurang disadari bahwa konstelasi
kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang
pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan
datang.
5. Pola ciri-ciri kepribadian
tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi
seseorang, karena orang dari berbagai pola ciri kepribadian dapat
mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.
No comments:
Post a Comment